Lebih dari 60 warga sipil tewas, sementara 200 lainnya terluka dalam serangan udara besar-besaran yang dilakukan tentara Rusia di rumah sakit dan masjid di Kota Idlib, barat laut Suriah, seperti dilansir Reuters Selasa (31/05/2016).
Menurut Pejabat Pertahanan Sipil di Idlib, Abdurrazak Jubeiro, sebanyak tiga buah jet meluncurkan 17 serangan udara terhadap beberapa sasaran termasuk Rumah Sakit Nasional Ibn Sina, Rumah Sakit al Watani dan sebuah masjid.
Selain itu, serangan bertubi-tubi oleh tentara Rusia turut menyerang rumah penduduk, mengakibatkan penduduk terperangkap di bawah reruntuhan.
Dikutip Anadolu Agency, Abdurrazak mengatakan, kebanyakan yang tewas adalah wanita dan anak-anak, demikian temuan tim pertahanan sipil yang sejak Selasa sibuk menggali sisa reruntuhan untuk mencari korban yang terluka dan tewas.
Menurut Abdurrazak, dua buah rumah sakit itu rusak parah dan tidak dapat menyediakan layanan medis setelah ini. Angka korban diperkirakan terus meningkat.
Tim Pertahanan Sipil Idlib melalui situs Facebook, turut berbagi gambar menunjukkan anggotanya berhasil membawa keluar seorang anak yang masih hidup dari sisa reruntuhan sebuah bangunan.
“Petugas penyelamat di Idlib bekerja siang malam untuk menemukan para korban, petugas menemukan beberapa korban termasuk anak-anak di bawah puing-puing bangunan yang hancur,” ungkap Tim Pertahan Sipil Idlid.
Menurut Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman mengatakan, pemboman itu adalah yang paling besar sejak gencatan senjata dicapai pada Februari lalu.
“Setidaknya 23 orang tewas dalam serangan udara Rusia di kota Idlib, semalam. Ini merupakan serangan udara terbesar sejak penghentian permusuhan disepakati pada bulan Februari,” kata ketua kelompok itu, dikutip Rami Abdulrahman dalam sebuah pernyataan.
Kota Idlib merupakan kubu kelompok pejuang pembebasan termasuk milisi Front al Nusra.
Seagaimana diketahui, Angkatan Udara Rusia dibantu Iran dikirim ke Suriah tahun lalu guna mendukung rezim tangan besi, Presiden Bashar al-Assad dalam memerangi warganya yang ingin mengakhiri pemerintahannya dalam sebuah revolusi (tsaurah).
Kehancuran di kota Idlib akibat serangan. Idlib adalah salah satu kota yang dikuasai kelompok oposisi Suriah. (Reuters/Ammar Abdullah)
Rusia dalam sebuah pernyataan hari ini membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut.
“Jet Rusia tidak melakukan apa-apa misi tempur atau serangan udara di Idlib,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dikutip Reuters.
Warga Idlib mengatakan ratusan keluarga mulai meninggalkan kota karena takut serangan udara selanjutnya. Dua sumber kelompok milisi pembebasan mengatakan jet Rusia juga diintensifkan serangan terhadap kota-kota di luar Idlib, seperti; Binish, Maarat Misreen dan Saraqeb.
Sementara itu, Kementerian Luar Turki dalam sebuah pernyataan mengatakan, mendesak masyarakat internasional ikut turun tangan atas kejahatan pemerintah Rusia dan Suriah ini.*
0 comments:
Post a Comment